HEPATITIS B
A.
PENGERTIAN
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus
Hepatitis B" (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat
menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus
dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hatiMula-mula dikenal sebagai
"serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan
Afrika Hepatitis B telah menjadi endemic di Tiongkok dan berbagai negara Asia.
B.
ETIOLOGI DAN
MASA INKUBASI BEP A TmS B
Hepatitis B disebabkan oleh virus
hepatitis B (VHB). Virus ini pertama kali ditemukan oleh Blumberg pacta tahun
1965 dan di kenal dengan nama antigen Australia. Virus ini termasuk DNA virus. Virus
hepatitis B berupa partikel dua lapis berukuran 42 nm yang disebut "Partikel
Dane". Lapisan luar terdiri atas antigen HBsAg yang membungkus partikel
inti (core). Pada inti terdapat DNA VHB Polimerase. Pada partikel inti terdapat
Hepatitis B core antigen (HBcAg) dan Hepatitis B e antigen (HBeAg). Antigen
permukaan (HBsAg) terdiri atas lipo protein dan menurut sifat imunologik proteinnya
virus Hepatitis B dibagi menjadi 4 subtipe yaitu adw, adr, ayw dan ayr. Subtipe
ini secara epidemiologis penting, karena menyebabkan perbedaan geogmfik dan
rasial dalam penyebarannya. Virus hepatitis B mempunyai masa inkubasi 45-80
hari, rata-rata 80-90 hari.
Hepatitis B adalah virus yang
menyerang hati, masuk melalui darah ataupun cairan tubuh dari seseorang yang
terinfeksi seperti halnya virus HIV. Hepatitis B hampir 100 kali lebih
infeksius dibandingkan dengan virus HIV. Virus ini tersebar luas di seluruh
dunia dengan angka kejadian yang berbeda-beda. Angka kejadian di Indonesia
mencapai 4%-30% pada orang normal, sedangkan pada penyakit hati menahun dapat
ditemukan angka kejadian 20%-40%. Apabila seseorang terinfeksi dengan virus ini
maka gejalanya dapat sangat ringan sampai berat sekali. Pada orang dewasa
dengan infeksi akut biasanya jelas dan akan sembuh sempurna pada sebagian besar
(90%) pasien. Akan tetapi pada anak-anak terutama balita, sebagian besar dari
mereka penyakitnya akan berlanjut menjadi menahun (Akbar, 2006).
Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan
obat, dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine,
chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan
sebagai obat dalam industri modern, bisa juga menyebabkan Hepatitis. Zat-zat
kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulitpenderita.
Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika
banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak
sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.
C.
PATOGENESIS
Virus
hepatitis B masuk ke dalam tubuh secara parenteral. Dari peredaran darah
partikel Dane masuk ke dalam hati dan terjadi proses replikasi virus.
Sellanjutnya sel-sel hati akan memproduksi dan mensekresi partikel Dane utuh,
partikel HBsAg bentuk bualt dan tubuler, dan HbeAg yang tidak ikut membentuk
partikel virus. VHB merangsang respons imun tubuh, yang pertama kali datang
adalah respon imun nonspesifik yang diikuti oleh respon imun spesifik.
(Soewignjo, 2007)
D.
GEJALA
DAN DIAGNOSIS
Hepatitis
B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang disebabkan oleh
infeksi virus Hepatitis B persisten. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg
positif (> 6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan
berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Carrier HBsAg inaktif
diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi. Sedangkan
Hepatitis B kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan
peningkatan intermiten ALT>10 kali batas atas nilai normal (BANN). Diagnosis
infeksi Hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda
virologi, biokimiawi dan histologi Secara serologi, pemeriksaan yang dianjurkan
untuk diagnosis dan evaluasi infeksi.
Hepatitis
B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV DNA (4,5). Pemeriksaan
virologi, dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA serum sangat penting karena
dapat menggambarkan tingkat replikasi virus. Pemeriksaan biokimiawi yang
penting untuk menentukan keputusan terapi adalah kadar ALT. Peningkatan kadar
ALT menggambarkan adanya aktifitas kroinflamasi. Oleh karena itu pemeriksaan
ini dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran histologi. Pasien dengan kadar
ALT yang menunjukkan proses nekroinflamasi yang lebih berat dibandingkan pada
ALT yang normal. Pasien dengan kadar ALT normal memiliki respon serologi yang
kurang baik pada terapi antiviral. Oleh sebab itu pasien dengan kadar ALT
normal dipertimbangkan untuk tidak diterapi, kecuali bila hasil pemeriksaan
histologi menunjukkan proses nekroinflamasi aktif. Sedangkan tujuan pemeriksaan
histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan hati, menyisihkan diagnosis
penyakit hati lain, prognosis dan menentukan manajemen anti viral.
Pada
umumnya, gejala penyakit Hepatitis B ringan. Gejala tersebut dapat berupa
selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam
ringan, kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas.
Setelah satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih pada mata
tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti
teh.
Ada
3 kemungkinan tanggapan kekebalan yang diberikan oleh tubuh terhadap virus
Hepatitis B pasca periode akut. Kemungkinan pertama, jika tanggapan kekebalan
tubuh adekuat maka akan terjadi pembersihan virus, pasien sembuh. Kedua, jika
tanggapan kekebalan tubuh lemah maka pasien tersebut akan menjadi carrier
inaktif. Ketiga, jika tanggapan tubuh bersifat intermediate (antara dua
hal di atas) maka penyakit terus berkembang menjadi hepatitis B kronis.
E. SUMBER DAN CARA PENULARAN VIRUS HEPATITIS B
a. Sumber penularan virus
Hepatitis B
Sumber
penularan Hepatitis B berupa:
ØDarah
ØSaliva
ØKontak dengan mukosa penderita
virus hepatitis B
ØFeces dan urine
Ø Lain-lain:
Sisir, pisau cukur, selimut, alat makan, alat kedokteran yang terkontaminasi
virus hepatitis B. Selain itu dicurigai penularan melalui nyamuk atau serangga
penghisap darah.
b.
Cara penularan virus Hepatitis B
Penularan infeksi virus hepatitis B melalui berbagai cara yaitu :
· Parenteral
: dimana terjadi penembusan kulit atau mukosa misalnya melalui tusuk jarum atau
benda yang sudah tercemar virus hepatitis B dan pembuatan tattoo
· Non
Parenteral : karena persentuhan yang erat dengan benda yang tercemar virus
hepatitis
Secara
epidemiologik penularan infeksi virus hepatitis B dibagi 2 cara penting yaitu:
§
Penularan vertikal; yaitu
penularan infeksi virus hepatitis B dari ibu yang HBsAg positif kepada anak
yang dilahirkan yang terjadi selama masa perinatal. Resiko terinfeksi pada bayi
mencapai 50-60 % dan bervariasi antar negara satu dan lain berkaitan dengan
kelompok etnik.
§
Penularan horizontal; yaitu
penularan infeksi virus hepatitis B dari seorang pengidap virus hepatitis B
kepada orang lain disekitarnya, misalnya: melalui hubungan seksual.
F.
PATOLOGI HEPATITIS B
Pada manusia hati merupakan target organ bagi virus hepatitis
B. Virus Hepatitis B (VHB) mula-mula melekat pada reseptor spesifik dimembran
sel hepar kemudian mengalami penetrasi ke dalam sitoplasma sel hepar. Dalam
sitoplasma VHB melepaskan mantelnya, sehingga melepaskan nukleokapsid.
Selanjutnya nukleokapsid akan menembus dinding sel hati. Di dalam inti asam
nukleat VHB akan keluar dari nukleokapsid dan akan menempel pada DNA hospes dan
berintegrasi; pada DNA tersebut. Selanjutnya DNA VHB memerintahkan gel hati untuk
membentuk protein bagi virus baru dan kemudian terjadi pembentukan virus baru.
Virus ini dilepaskan ke peredaran darah, mekanisme terjadinya kerusakan hati
yang kronik disebabkan karena respon imunologik penderita terhadap
infeksi. Apabila reaksi imunologik tidak ada atau minimal maka terjadi keadaan
karier sehat. Gambaran patologis hepatitis akut tipe A, B dan Non A dan Non B
adalah sama yaitu adanya peradangan akut diseluruh bagian hati dengan nekrosis
sel hati disertai infiltrasi sel-sel hati dengan histiosit. Bila nekrosis
meluas (masif) terjadi hepatitis akut fulminan. Bila penyakit menjadi kronik
dengan peradangan dan fibrosis meluas didaerah portal dan batas antara lobulus
masih utuh, maka akan terjadi hepatitis kronik persisten. Sedangkan bila daerah
portal melebar, tidak teratur dengan nekrosis diantara daerah portal yang
berdekatan dan pembentukan septa fibrosis yang meluas maka terjadi hepatitis
kronik aktif.
G. MANIFESTASI KLINIS HEPATITIS B
Berdasarkan gejala klinis dan petunjuk serologis,
manifestasi klinis hepatitis B dibangi 2 yaitu :
1.
Hepatitis B akut yaitu manifestasi infeksi virus hepatitis B terhadap individu yang system imunologinya
matur sehingga berakhir dengan hilangnya virus hepatitis B dari tubuh kropes.
Hepatitis
B akut terdiri atas 3 yaitu :
a. Hepatitis B akut yang khas
b. Hepatitis Fulminan
c. Hepatitis Subklinik
2.
Hepatitis B kronis yaitu manifestasi infeksi virus hepatitis B terhadap
individu dengan sistem imunologi kurang sempurna
sehingga mekanisme, untuk menghilangkan VHB tidak efektif dan
terjadi koeksistensi dengan VHB.
a.
Hepatitis B akut yang khas
Bentuk
hepatitis ini meliputi 95 % penderita dengan gambaran ikterus yang jelas. Gejala klinis terdiri atas 3 fase yaitu :
1. Fase Praikterik (prodromal)
Gejala
non spesifik, permulaan penyakit tidak jelas, demam tinggi, anoreksia, mual, nyeri didaerah hati disertai perubahan warna air
kemih menjadi gelap. Pemeriksaan laboratorium mulai tampak
kelainan hati (kadar bilirubin serum, SGOT
dan SGPT, Fosfatose alkali, meningkat).
2.
Fase lkterik
Gejala
demam dan gastrointestinal tambah hebat disertai hepatomegali dan splenomegali. timbulnya ikterus makin hebat dengan
puncak pada minggu kedua. setelah timbul ikterus, gejala
menurun dan pemeriksaan laboratorium tes
fungsi hati abnormal.
3. Fase Penyembuhan
Fase
ini ditandai dengan menurunnya kadar enzim aminotransferase. Pembesaran hati masih ada tetapi tidak terasa nyeri,
pemeriksaan laboratorium menjadi normal.
ü Hepatitis Fulminan
Bentuk ini sekitar 1 % dengan gambaran
sakit berat dan sebagian besar mempunyai
prognosa buruk dalam 7-10 hari, lima puluh persen akan berakhir dengan kematian. Adakalanya penderita belum
menunjukkan gejala ikterus yang berat,
tetapi pemeriksaan SGOT memberikan hasil yang tinggi pada pemeriksaan fisik hati menjadi lebih kecil, kesadaran cepat
menurun hingga koma, mual dan muntah
yang hebat disertai gelisah, dapat terjadi gagal ginjal akut dengan anuria dan uremia.
ü Hepatitis Kronik
Kira-kira 5-10% penderita hepatitis B akut akan mengalami
Hepatitis B kronik. Hepatitis ini terjadi jika setelah 6 bulan tidak
menunjukkan perbaikan yang mantap.
H.
KELOMPOK RESIKO TINGGI TERKENA
HEPATITIS B
Dalam epidemiologi Hapatitis B dikenal kelompok resiko
tinggi yang lebih sering terkena infeksi Virus B dibandingkan yang lain, yang
termasuk kelompok ini adalah :
1. lndividu yang karena profesi / pekerjaannya atau lingkungannya
relatif lebih
sering ketularan, misal : petugas kesehatan (dokter, dokter
gigi, perawat,
bidan), petugas laboratorium,
pengguna jarum suntik, wanita tuna susila, pria homoseksual, supir,
dukun bayi, bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi hepatitis B.
2. Individu dengan kelainan sistem kekebalan selular, misal penderita
hemofilia,
hemodialisa, leukemia limfositik,
penderita sindroma Down dan penderita yang mendapat terapi
imunosupresif.
I. FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA HEPATITIS B
1. Faktor Host (Penjamu)
Adalah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbul
serta perjalanan penyakit hepatitis B. Faktor penjamu meliputi:
a. Umur
Hepatitis B
dapat menyerang semua golongan umur. Paling sering pada bayi dan anak (25 -45,9 %) resiko untuk menjadi kronis, menurun dengan bertambahnya umur dimana pada anak bayi 90 % akan menjadi kronis, pada anak usia sekolah 23 -46 % dan pada orang dewasa 3-10% (Markum, 1997). Hal ini berkaitan dengan terbentuk antibodi dalam jumlah cukup untuk menjamin terhindar dari hepatitis kronis.
b. Jenis kelamin
Berdasarkan
sex ratio, wanita 3x lebih sering terinfeksi hepatitis B dibanding pria.
c. Mekanisme pertahanan tubuh
Bayi baru lahir
atau bayi 2 bulan pertama setelah lahir lebih sering terinfeksi hepatitis B,
terutama pada bayi yang sering terinfeksi hepatitis B, terutama pada bayi yang
belum mendapat imunisasi hepatitis B. Hal ini karena sistem imun belum
berkembang sempurna.
d. Kebiasaan hidup
Sebagian besar
penularan pada masa remaja disebabkan karena aktivitas seksual dan gaya hidup
seperti homoseksual, pecandu obat narkotika suntikan, pemakaian tatto,
pemakaian akupuntur.
e. Pekerjaan
Kelompok
resiko tinggi untuk mendapat infeksi hepatitis B adalah dokter, dokter bedah,
dokter gigi, perawat, bidan, petugas kamar operasi, petugas laboratorium dimana
mereka dalam pekerjaan sehari-hari kontak dengan penderita dan material manusia
(darah, tinja, air kemih).
2. Faktor Agent
Penyebab Hepatitis B adalah virus hepatitis B termasuk DNA virus. Virus Hepatitis
B terdiri atas 3 jenis antigen yakni HBsAg, HBcAg, dan HBeAg. Berdasarkan sifat
imunologik protein pada HBsAg, virus dibagi atas 4 subtipe yaitu adw, adr, ayw,
dan ayr yang menyebabkan perbedaan geografi dalam penyebarannya.Subtype adw
terjadi di Eropah, Amerika dan Australia. Subtype ayw terjadi di Afrika Utara
dan Selatan. Subtype adw dan adr terjadi di Malaysia, Thailand, Indonesia.
Sedangkan subtype adr terjadi di Jepang dan China.
3. Faktor Lingkungan
Merupakan keseluruhan kondisi dan pengaruh luar yang mempengaruhi perkembangan
hepatitis B. Yang termasuk faktor lingkungan adalah:
v Lingkungan dengan sanitasi jelek
v Daerah dengan angka prevalensi VHB nya tinggi
v Daerah unit pembedahan: Ginekologi, gigi, mata.
v Daerah unit laboratorium
v Daerah unit bank darah
v Daerah tempat pembersihan
v Daerah dialisa dan transplantasi.
v Daerah unit perawatan penyakit dalam
J. PERAWATAN
Penyakit hepatitis B kini sudah semakin bisa diatasi. Selama
sekian waktu penderita hepatitis B cenderung pasif dan pasrah. Sikap itu
terjadi karena ada anggapan belum ada obat untuk terapi hepatitis B yang
benar-benar efektif. Tetapi dalam pandangan Presiden Perkumpulan Peneliti Hati
Indonesia (PPHI) Prof Dr Laurentius A Lesmana, anggapan tersebut sudah
seharusnya dibuang jauh-jauh. Bisa jadi penilaian Prof Lesmana tersebut terkait
perusahaan farmasi Bristol Myers Squibb yang telah menemukan obat lini depan
untuk terapi penyakit hepatitis B. Hepatitis B yang telah kronis akibat
kerusakan hati. Sifat kekronisan ini telah membawa hati ke tahap sirosis akibat
virus. Hepatitis B ini bisa merebak melalui darah yang telah tercemar atau bisa
pula lewat seks. Atau bisa pula penyakit ini menurun dari ibu kepada anaknya
karena virusnya menular lewat dinding uri. Oleh karena itu hepatitis B adalah
satu di antara penyakit menular yang berbahaya.
Virus hepatitis menyerang hati dan mengakibatkan peradangan
hati. Sebenarnya terdapat tujuh macam virus hepatitis yaitu A, B, C, D, E, F,
dan G. Namun di antara ketujuh itu hepatitis B dan C yang berbahaya sebab dapat
mengarah menjadi kanker hati. Umumnya penularan tersebut terjangkit dengan cara
pertukaran cairan tubuh. Darah yang telah terinfeksi virus hepatitis B menjadi
media yang efektif. Tetapi jangan hanya mengira penularan tersebut melalui
media cairan dalam tubuh, jarum suntik, hubungan seksual atau dari ibu kepada
anak saat melahirkan bayi.
Penggunaan alat-alat kebersihan seperti sikat gigi secara
bersama-sama juga bisa menjadi media penularan virus hepatitis B. Sebenarnya
hepatitis dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Perkiraan
para ahli penyakit menular, di dunia setiap tahun sekitar 10 hingga 30 juta
orang terjangkit virus hepatitis B. Secara umum penyakit hepatitis B bisa
menyerang siapa pun dari semua golongan umur. Tetapi umumnya yang terinfeksi
adalah orang pada usia produktif. Keadaan ini tentu merugikan karena usia
produktif amat dibutuhkan masyarakat suatu bangsa yang sedang giat melaksanakan
pembangunan. Prof Lesmana mengungkapkan tingkat prevalensi penyakit hepatitis B
di Indonesia sebenarnya cukup tinggi.
Secara keseluruhan jumlahnya mencapai 13,3 juta penderita.
Dari sisi jumlah, Indonesia ada di urutan ketiga setelah Cina (123,7 juta) dan
India (30-50 juta) penderita. "Tingkat prevalensi di Indonesia antara 5
hingga 10 persen," kata Prof Lesmana kepada pers baru-baru ini. \Pada
level dunia, penderita hepatitis B memiliki karakteristik sendiri-sendiri.
Menurut Prof Lesmana, jumlah penderita hepatitis B di kawasan Asia Pasifik
memang lebih banyak dibandingkan dengan negara-negara Eropa dan Amerika
Serikat. Hal itu bisa terjadi karena di Eropa atau Amerika, hepatitis B
diderita oleh orang dewasa. Sedangkan di Asia Pasifik umumnya diidap oleh
kalangan usia muda. Pertumbuhan penderita hepatitis B tersebut, lanjut Prof
Laurentius dipengaruhi oleh masalah demografi, social dan faktor lingkungan.
Di sisi lain juga karena faktor virus yaitu genotip dan
mutasi virus.Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus menyebabkan sel-sel
hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh kembali dengan sisa sedikit kerusakan,
tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-bulan dengan diet dan istirahat
yang baik.
Hepatitis B akut umumnya sembuh, hanya 10% menjadi Hepatitis
B kronik (menahun) dan dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.
Saat ini ada beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk Hepatitis B kronis
yang dapat meningkatkan kesempatan bagi seorang penderita penyakit ini.
Perawatannya tersedia dalam bentuk antiviral seperti lamivudine dan adefovir
dan modulator sistem kebal seperti Interferon Alfa ( Uniferon).
Selain itu, ada juga pengobatan tradisional yang dapat
dilakukan. Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk mencegah dan
membantu pengobatan Hepatitis diantaranya mempunyai efek sebagai
hepatoprotektor, yaitu melindungi hati dari pengaruh zat toksik yang dapat
merusak sel hati, juga bersifat anti radang, kolagogum dan khloretik, yaitu
meningkatkan produksi empedu oleh hati. Beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat
digunakan untuk pengobatan Hepatitis, antara lain yaitu temulawak(Curcuma
xanthorrhiza), kunyit (Curcuma longa), sambiloto (Andrographis paniculata),
meniran (Phyllanthus urinaria), daun serut/mirten, jamur kayu/lingzhi
(Ganoderma lucidum), akar alang-alang (Imperata cyllindrica), rumput
mutiara(Hedyotis corymbosa), pegagan (Centella asiatica), buah
kacapiring(Gardenia augusta), buah mengkudu(Morinda citrifolia), jombang
(Taraxacum officinale).
K. PENCEGAHAN HEPATITIS B
Menurut Park ada lima pokok pencegahan yaitu :
1. Health Promotion, usaha
peningkatan mutu kesehatan
2. Specifik Protection,
perlindungan secara khusus
3. Early Diagnosis dan Prompt Treatment, pengenalan dini terhadap
penyakit,
serta pemberian pengobatan
yang tepat
4. Usaha membatasi cacat
5. Usaha rehabilitasi
Dalam upaya pencegahan infeksi Virus Hepatitis B, sesuai pendapat
Effendi dilakukan dengan menggabungkan antara pencegahan penularan dan pencegahan penyakit.
Pencegahan dapat dilakukan dengan melalui tindakan Health Promotion baik
pada hospes maupun lingkungan dan perlindungan khusus terhadap penularan.
Health Promotion terhadap hos berupa pendidikan
kesehatan, peningkatan
higiene perorangan, perbaikan gizi, perbaikan sistem
transfusi darah dan
mengurangi kontak erat dengan bahan-bahan yang
berpotensi menularkan
virus VHB.
Pencegahan virus hepatitis B melalui lingkungan,
dilakukan melalui upaya
meningkatkan perhatian terhadap kemungkinan penyebaran
infeksi VHB
melalui tindakan melukai seperti tindik, akupuntur,
perbaikan sarana
kehidupan di kota dan di desa serta pengawasan
kesehatan makanan yang
meliputi tempat penjualan makanan dan juru masak serta
pelayan rumah
makan.
Perlindungan Khusus Terhadap Penularan dapat dilakukan melalui sterilisasi benda-benda yang tercemar dengan
pemanasan dan tindakan khusus seperti penggunaan sarung tangan bagi petugas
kesehatan, petugas laboratorium yang langsung bersinggungan dengan darah,
serum, cairan tubuh dari penderita hepatitis, juga pada petugas kebersihan,
penggunaan pakaian khusus sewaktu kontak dengan darah dan cairan tubuh, cuci
tangan sebelum dan sesudah kontak dengan penderita pada tempat khusus selain
itu perlu dilakukan pemeriksaan HBsAg petugas kesehatan (Onkologi dan Dialisa) untuk
menghindarkan kontak antara petugas kesehatan dengan penderita
Pencegahan penyakit dapat dilakukan melalui immunisasi baik aktif maupun
pasif
1. Immunisasi Aktif
Pada negara dengan prevalensi tinggi, immunisasi diberikan pada bayi
yang lahir
dari ibu HBsAg positif, sedang pada negara yang
prevalensi rendah immunisasi diberikan pada orang yang mempunyai resiko besar
tertular. Vaksin hepatitis diberikan secara intra muskular sebanyak 3 kali dan
memberikan perlindungan
selama 2 tahun.
Program pemberian sebagai
berikut:
§ Dewasa:Setiap kali diberikan 20 μg IM yang diberikan sebagai dosis awal, kemudian diulangi setelah 1 bulan dan berikutnya setelah 6 bulan.
§ Anak :Diberikan dengan dosis 10 μg IM sebagai dosis awal , kemudian
diulang setelah 1 bulan dan berikutnya setelah 6 bulan.
2. Immunisasi Pasif
Pemberian Hepatitis B Imunoglobulin (HBIG) merupakan immunisasi pasif dimana
daya lindung HBIG diperkirakan dapat menetralkan virus yang infeksius dengan menggumpalkannya.
HBIG dapat memberikan perlindungan terhadap Post Expossure maupun Pre
Expossure. Pada bayi yang lahir dari ibu, yang HBsAs positif diberikan HBIG 0,5
ml intra muscular segera setelah lahir (jangan lebih dari 24 jam). Pemberian
ulangan pada bulan ke 3 dan ke 5. Pada orang yang terkontaminasi dengan HBsAg
positif diberikan HBIG 0,06 ml/Kg BB diberikan dalam 24 jam post expossure dan
diulang setelah 1 bulan.
REFERENSI
http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=37
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-fazidah.pdf
There is a safe & effective Natural Herbal Medicine. For Total Cure Call +2349010754824, or email him drrealakhigbe@gmail.com For an Appointment with (Dr.) AKHIGBE contact him. Treatment with Natural Herbal Cure. For:Dengue Fever, Malaria. Painful or Irregular Menstruation. HIV/Aids. Diabetics. Vaginal Infections. Vaginal Discharge. Itching Of the Private Part. Breast Infection. Discharge from Breast. Breast Pain & Itching. Lower Abdominal Pain. No Periods or Periods Suddenly Stop. Women Sexual Problems. High Blood Pressure Chronic Disease. Pain during Sex inside the Pelvis. Pain during Urination. Pelvic Inflammatory Disease, (PID). Dripping Of Sperm from the Vagina As Well As for Low sperm count. Parkinson disease. Lupus. Cancer. Tuberculosis. Zero sperm count. Bacteria Diarrhea.Herpatitis A&B, Rabies. Asthma. Quick Ejaculation. Gallstone, Premature Ejaculation. Herpes. Joint Pain. Stroke. Weak Erection. Erysipelas, Thyroid, Discharge from Penis. HPV. Hepatitis A and B. STD. Staphylococcus + Gonorrhea + Syphilis. Heart Disease. Pile-Hemorrhoid.rheumatism, thyroid, Autism, Penis enlargement, Waist & Back Pain. Male Infertility and Female Infertility. Etc. Take Action Now. contact him & Order for your Natural Herbal Medicine: +2349010754824 and email him drrealakhigbe@gmail.com Note For an Appointment with (Dr.) AKHIGBE.I suffered in Cancer for a year and three months dieing in pain and full of heart break. One day I was searching through the internet and I came across a testimony herpes cure by doctor Akhigbe. So I contact him to try my luck, we talk and he send me the medicine through courier service and with instructions on how to be drinking it.To my greatest surprise drinking the herbal medicine within three weeks I got the changes and I was cure totally. I don't really know how it happen but there is power in Dr Akhigbe herbal medicine. He is a good herbalist doctor.
BalasHapus