MALARIA
- PENGERTIAN
Malaria
adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronik, disebabkan oleh
protozoa genus plasmodiumditandai dengan demam , anemia, dan
spienomegali.(kapila selekta hal 409)
Malaria
adalah penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lama prosesnya, malaria
disebabkan oleh parasit malaria / Protozoa genus Plasmodium bentuk aseksual
yang masuk kedalam tubuh manusia ditularkan oleh nyamuk malaria yaitu nyamuk
anopheles.( WHO 1981 )
Malaria
adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan primata lainnya, hewan
melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus
Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin menggigil)
serta demam berkepanjangan. (www.google.com)
- SEJARAH dan PENEMU
Untuk
penemuannya atas penyebab malaria, seorang dokter militer Prancis Charles Louis Alphonse Laveran
diberikan Penghargaan Nobel untuk Fisiologi dan
Medis pada 1907.
Tanggal
25 November tahun 1880, penyebab berjangkitnya wabah malaria, berhasil
ditemukan oleh Dr. Alphonse Laveran dari Perancis. Dr. Laveran melakukan banyak
penelitian terhadap haematozoa, sporozoa, dan trypanosome. Pada tahun 1907, ia
dianugerahi Nobel atas penelitiannya terhadap aktivitas protozoa dalam
menyebabkan penyakit. Dia kemudian melakukan penelitian terhadap penyakit
malaria dengan mengunjungi berbagai daerah yang terjangkit malaria di Perancis.
Akhirnya, pada tahun 1880, Laveran menemukan bahwa penyakit malaria bersumber
dari protozoa parasit dari jenis plasmodium yang dibawa oleh nyamuk anopheles.
Andrew
Spieldman dan Michael D’Antonio, dalam novelnya yang berjudul “Mosquito – The Story of Man’s
Deadliest Foe” menggambarkan bahwa “tidak ada satu pun binatang di
muka bumi ini yang menyentuh secara langsung dan sebegitu dalamnya mempengaruhi
kehidupan dan takdir sebagian besar amat manusia”. Kedua novelist ini
menggambarkan bahwa ternyata nyamuk — seekor makluk kecil yang mungkin dengan
sekali tepukan bisa dimatikan – sepanjang sejarah kehidupan, telah menjadi
pengganggu dan bahkan pembunuh nomor satu umat manusia di seluruh dunia. Sejak
hadirnya, nyamuk telah mengalahkan begitu banyak pemimpin perang besar di zaman
dahulu, termasuk Napoleon dan pasukannya. Bahkan disebutkan bahwa dalam Perang
Dunia I, prajurit Inggris yang mati karena digigit “nyamuk” malaria lebih
banyak dari yang mati karena tertembak peluruh musuh. Tidak hanya sampai di
situ, Sandosham (1965), salah satu malarioligist ternama juga menggambarkan
bahwa nyamuk dan malaria juga telah mengalahkan banyak raja besar Romawi pada
zaman Alexander the Great. Tidak hanya prajurit dan raja, nyamuk dan malaria
juga ikut membunuh para Paus, pemimpin agama dan negara lainnnya serta tentunya
jutaan umat manusia di seluruh muka bumi.
Harrison
juga dalam bukunya “Mosquito,
Malaria and Man. – A History of Hostilities Since” menggambarkan
malaria sebagai “the ancient
deadly disease”. Memang, sejarah perkembangan malaria hampir sama
tuanya dengan sejarah kehadiran manusia di muka bumi. Para ahli memperkirakan
bahwa malaria kemungkinan berawal dari Afrika sekitar 12.000 – 17.000 tahun
yang lalu. Dari benua ini, malaria kemudian menyebar ke suluruh dunia, terutama
di daerah tropis,sejalan dengan sejarah dimulai penjelajahan umat manusia
menemukan dan menaklukkan daerah-daerah baru, perdagangan serta sejarah
penjualan budak-budak Afrika pada zaman dulu ke Amerika dan daerah-daerah
lainnya.
Malaria
juga sudah dikenal oleh para dokter pada zaman China kuno sekitar tahun 2700
sebelum masehi. Adalah Hippocrates, sang bapak kedokteran, yang pertama kali
menggambarkan gejala-gejala klinis malaria pada sekitar abab IV Masehi. Kata
malaria sendiri berasal dari bahasa Itali, “mal’aria”.
Pada zaman dulu, orang beranggapan bahwa malaria disebabkan oleh udara yang
kotor. Sementara di Perancis dan Spanyol, malaria dikenal dengan nama “paladisme atau paludismo“, yang berarti
daerah rawa atau payau karena penyakit ini banyak ditemukan di daerah pinggiran
pantai. Saking terkenalnya penyakit malaria, William Shakespeare, salah satu
penulis Inggris yang paling terkenal sepanjang abad 16-17, juga telah
menggambarkan penyakit malaria dalam salah satu karyanya sebagai “The Caliban Curse“.
Caliban adalah salah satu budak Afrika yang dikutuk dalam karya Shakespeare, The Tempest (1611).
Pertanyaan
sekitar penyebab penyakit malaria akhirnya dijawab oleh Ronald Ross, seorang
dokter militer Ingris yang bertugas di India pada tahun 1897. Ross berhasil
membuktikan bahwa ternyata malaria tidak disebabkan oleh udara kotor tetapi
akibat gigitan nyamuk anopheles.
Secara teoritis, cukup hanya dengan satu kali gigitan nyamuk anophles seseorang
sudah bisa terjangkit malaria, jika nyamuk ini mengadung parasite malaria.
Berkat penemuannya, Ross akhirnya memenangkan hadiah Nobel.
Penyakit
malaria sebenarnya merupakan sejenis penyakit yang disebabkan oleh parasite
yang dikenal dengan nama plasmodium.
Parasite ini mempunyai empat jenis yaitu plasmodium falciparum,
penyebab malaria tropikana dan merupakan jenis malaria yang paling berbahaya
dengan tingkat kematian tinggi. Jenis, plasmodium yang kedua adalah plasmodium
vivax, penyebab malaria jenis tertiana. Selanjutnya, plasmodium
malarie, dan plasmodium ovale,
masing-masing penyebab malaria jenis quartana dan ovale. Kedua jenis malaria
pertama adalah merupakan jenis malaria yang paling banyak ditemukan di
Indonesia.
- Etiologi
Plasmodium sebagai
penyebab malaria terdiri dari dari 4 spesies, yaitu:
- plasmodium vivex
- plasmodium falciparum
- plasmodium malariae
- plasmodium ovale.
- Pathogenesis
Malaria disebabkan oleh parasit
protozoa.
Plasmodium
(salah satu Apicomplexa) dan penularan vektor untuk parasit malaria manusia adalah nyamuk Anopheles.
Ragam dari Plasmodium falciparum dari parasit ini
bertanggung jawab atas 80% kasus dan 90% kematian.
Parasit
malaria yang terbanyak di Indonesia adalah Plasmodium falciparum dan plasmodium
vivax atau campuran keduanya, sedangkan palsmodium ovale dan malariae pernah ditemukan
di Sulawesi, Irian Jaya dan negara Timor Leste.
Proses penyebarannya adalah dimulai nyamuk malaria yang
mengandung parasit malaria, menggigit manusia sampai pecahnya sizon darah atau
timbulnya gejala demam. Proses penyebaran ini akan berbeda dari setiap jenis
parasit malaria yaitu antara 9 sampai dengan 40 hari ( WHO 1997 )
Siklus parasit malaria adalah setelah nyamuk Anopheles yang
mengandung parasit malaria menggigit manusia, maka keluar sporozoit dari
kelenjar ludah nyamuk masuk kedalam darah dan jaringan hati. Parasit malaria
pada siklus hidupnya, membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati (
ekso-eritrositer ). Setelah sel hati pecah akan keluar merozoit / kriptozoit
yang masuk ke eritrosit membentuk stadium sizon dalam eritrosit ( stadium
eritrositer ), mulai bentuk tropozoit muda sampai sison tua / matang sehingga
eritrosit pecah dan keluar merosoit. Merosoit sebagian besar masuk kembali ke
eritrosit dan sebagian kecil membentuk gametosit jantan dan betina yang siap
untuk diisap oleh nyamuk malaria betina dan melanjutkan siklus hidup di tubuh
nyamuk (stadium sporogoni). Pada lambung nyamuk terjadi perkawinan antara sel
gamet jantan (mikro gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang disebut
zigot. Zigot akan berubah menjadi ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung
nyamuk berubah menjadi ookista. Setelah ookista matang kemudian pecah, maka
keluar sporozoit dan masuk ke kelenjar liur nyamuk yang siap untuk ditularkan
ke dalam tubuh manusia. Khusus P. Vivax dan P. Ovale pada siklus parasitnya di
jaringan hati (sizon jaringan), sebagian parasit yang berada dalam sel hati
tidak melanjutkan siklusnya ke sel eritrosit tetapi tertanam di jaringan hati
disebut Hipnosoit (lihat bagan siklus), bentuk hipnosoit inilah yang
menyebabkan malaria relapse. Pada penderita yang mengandung hipnosoit, apabila
suatu saat dalam keadaan daya tahan tubuh menurun misalnya akibat terlalu
lelah/sibuk/stres atau perobahan iklim (musim hujan), maka hipnosoit akan
terangsang untuk melanjutkan siklus parasit dari dalam sel hati ke eritrosit.
Setelah eritrosit yang berparasit pecah akan timbul gejala penyakitnya kembali.
Misalnya 1 atau 2 tahun yang sebelumnya pernah menderita P. Vivax/Ovale dan
sembuh setelah diobati, suatu saat dia pindah ke daerah bebas malaria dan tidak
ada nyamuk malaria, dia mengalami kelelahan/stres, maka gejala malaria muncul
kembali dan bila diperiksa SD-nya akan positif P. Vivax/Ovale.
Daur
hidup malaria terdiri dari fase seksual eksogen ( sporogoni ) dalam badan
nyamuk Anopheles dan fase aseksual ( skizogoni ) dalam badan hospes vertebra
termasuk manusia.
- Fase aseksual
Fase aseksual terbagi
atas fase jaringan dan fase eritrosit. Pada fase jaringan, sporosit masuk dalam
aliran darah ke sel hati dan berkembang biak membentuk skizon hati yang
mengandung ribuan merozoid proses ini disebut skizogoni praeritrosit.lama fase
ini berbeda untuk tiap fase. Pada akhir fase ini, skizon pecah dan merozoit
keluar dan masuk aliran darah, disebut sporulasi. Pada p.vivax dan p.ovale, sebagian sporosit membentuk
hipnozoit dalam hati sehingga dapat mengakibatkan relaps jangka panjang dan
rekurens.
Fase eritrosit
dimulai dan merozoit dalam darah menyerang eritrosit membentuk trofozoid.
Proses berlanjut menjadi trofozoit – skizon – merozoit. Setelah 2 – 3 generasi
merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual. Masa
antara permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit dalam darah tepi adalah
masa prapaten, sedangkan masa tunas / inkubasi intrisik dimulai dari masuknya
sporozoit dalam badan hospes sampai timbulnya gejala klinis demam.
- Fase seksual
Parasit seksual masuk
dalam lambung betina nyamuk. Bentuk ini mengalami pematangan menjadi mikro dan
makrogametosit dan terjadilah pembuahan yang disebut zigot (ookinet).ookinet
kemudian menembus dinding lambung nyamuk dan menjadi ookista. Bila ookista
pecah, ribuan sporozoit dilepaskan dan mencapai kelenjar liur nyamuk.
Manusia nyamuk
Anopheles betina
Dalam
hati kelenjar
liur
Gambar daur hidup
parasit malaria
Pathogenesis
malaria ada 2 cara:
- Alami, melalui gigitan nyamuk ke tubuh manusia
- Induksi, jika stadium aseksual dalam eritrosit masuk ke dalam darah maunusia melalui tranfusi, suntikan, atau pada bayi baru lahir melalui plasenta ibu yan terinfeksi( kongietal).
- Manifestasi klinis
Pertumbuhan penduduk yang cepat, migrasi, sanitasi yang
buruk, serta daerah yang terlalu padat, membantu memudahkan penyebaran
penyakit tersebut. Pembukaan lahan-lahan baru serta perpindahan penduduk dari
desa ke kota (urbanisasi) telah memungkinkan kontak antara nyamuk dengan
manusia yang bermukim didaerah tersebut.
Pada
anamnesis ditanyakan gejala penyakit dan riwayat bepergian kedaerah endemic
malaria .
gejala dan tanda yang dapat ditemukan adalah:
Gejala dari malaria termasuk demam, menggigil, arthralgia (sakit
persendian), muntah-muntah, anemia, dan kejang. Dan mungkin juga
rasa "tingle" di kulit terutama malaria yang disebabkan oleh P.
falciparum. Komplikasi malaria termasuk koma
dan kematian bila tak terawat; anak kecil lebih mungkin berakibat fatal.
ü
Demam
Demam periodic yang
berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporulasi).pada malaria tertiana
( p.vivax dan p.ovale). pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya
setiap hari ke-3, sedangkan malaria kurtana (p.malariae) pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya
tiap 4 hari.tiap serangan ditandai dengan beberapa serangan demam periodic.
Demam khas malaria terdiri dari 3 stadium yaitu :
·
Menggigil
( 15 menit – 1 jam )
·
Puncak
demam( 2 – 6 jam )
·
Dan
berkeringat ( 2- 4 jam )
Demam akan berada
secara bertahap karena tubuh dapat beradaptasi terhadap parasit dalam tubuh dan
ada respons imun.
ü
Splenomegali
Splenomegali
merupakan gejala khas malaria kronik. Limpa mengalami kongesti, menghitam dan
menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat yang
bertambah.
ü
Anemia
Derajat anemia
tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah anemia karena P. faldiparum . anemia ini disebabkan
oleh:
a)
Penghancuran
eritrosit yang berlebihan.
b)
Eritrosit
normal tidak dapat hidup lama ( reduced
survival time )
c)
Gangguan
pembentukan eritrosit karena depresi eritopoesis dalam sumsum tulang (diseritropoesis )
ü
Ikterus
Iktterus disebabkan
karena hemolisis dan gangguan hepar.
Malaria
laten adalah masa pasien di luar masa serangan demam. Periode ini terjadibila
parasit tidak dapat ditemukan dalam darah tepi. Tetapi stadium eksoeritrosit
masih bertahan dalam jaringan hati.
Relaps
adalah timbulnya gejala infeksi setelah serangan pertama, relaps dapat bersifat
:
Ø
Relapas
jangka pendek ( rekrusensi ), dapat timbul 8 minggu detelah serangan pertama
hilang karena parasit dalam eritrosit yang berkembang biak.
Ø
Relaps
jangka panjang (rekuens), dapat muncul 24 minggu atau lebih setelah serangan
pertama hilang karena parasit eksoeritrosit hati masuk ke darah dan berkembang
biak.
- Masa inkubasi
Masa inkubasi malaria berkisar antara 9 – 30 hari.
- Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan
darah tepi, pembuatan preparat darah telah dan tipis dilakukan untuk melihat
keberadaan parasit dalam darah tepi, seperti trofozoit yang berbentuk cincin.
- Penatalaksaan
Obat
antimalaria terdiri dari jam 5 jenis, antara lain:
1)
Skizontisid
jaringan primer yang membasmi parsit praeritrosit, yaitu proguanil, pirimetamin.
2)
Skizontid
jaringan sekunder yang membasmi parasit eksoeeritrosit, yaitu primakuin.
3)
Skizontisid
darah yang membasmi parasit fase eritrosit, yaitu kina,m klorokuin, dan
amodiakuin.
4)
Gamotosid
yang menghancurkan bentuk seksual. Primakuin adalah gametosid yang ampuh bagi
keempat spesies. Gametosid untuk P.
vivax, P. malariae, P. ovale adalah kina, klorokuin dan amodiakuin.
5)
Sporontosid
mencegah gametosit dalam darah untuk membuntuk ookista dan sporozoit dalam
nyamuk Anopheles, yaitu primakuil dan proguanil.
Penggunaan
obat antimalaria tidak terbatas pada pengobatan kuratif saja tetapi juga
termasuk :
a)
Pengobatan
pencegahan ( profikaksis) bertujuan mencagah terjadinya infeksi atau timbulnya
gejala klinis. Pentembuhan dapat diperoleh dengan pemberian terapi jenis ini
pada pada infeksi malaria oleh p.
falciparum karena parasit ini tidak mempunyai fase eksoeritrosit.
b)
Pengobatan
kuratif dapat dilakukan dengan obat malaria jenis skizontisid.
c)
Pencegahan
transmisi bermanfaat untuk mencegah infeksi pada nyamuk atau mempengaruhi
sporogonik nyamuk. Obat antimalaria yang dapat digunakan seperti jenis
gametosid dan sporontosid.
Pengobatan malaria tergantung kepada
jenis parasit dan resistensi parasit terhadap klorokuin. Pada zaman
dulu, klorokuin merupakan obat anti malaria yang paling ampuh yang dipakai
untuk mengobati malaria. Dewasa ini, klorokuin juga mulai kehilangan
keampuhannya akibat resistensi parasit malaria terhadap klorokuin. Kondisi ini
terjadi karena pola pengobatan dan dosis klorokuin yang sering tidak sesuaistandar.
Sekarang
untuk pengobatan malaria mulai memakai obat baru yang dikenal
dengan sebutan artemisinin
combination treatment atau ACT. Untuk itu, agar tidak terjadi
resisten pengobatan lagi, sangat diharapkan para petugas kesehatan memberikan
dosis pengobatan yang tepat dan juga pasien atau masyarakat harus taat minum
obat sesuai dosis yang disarankan. Jangan karena merasa sudah sembuh, lantas
pengobatan dihentikan. Ini akan sangat berbahaya karena dapat menimbulkan
resistensi obat malaria di masa depan.
Untuk suatu serangan malaria
falciparum akut dengan parasit yang resisten terhadap klorokuin, bisa diberikan
kuinin atau kuinidin secara intravena. Pada malaria lainnya jarang terjadi resistensi terhadap klorokuin, karena itu biasanya diberikan klorokuin
dan primakuin.
Prinsip penanganan malaria secara
umum adalah bila tanpa komplikasi diberikan peroral artesunat kombinasi dengan amodiakuin (artesdiakuin) atau coartem atau
duo-cotexcin, sedangkan malaria dengan komplikasi diberikan artesunat 2,4
mg/kgbb pada jam ke 0 - 12 - 24 - 72 dan seterusnya sampai pasien bisa diterapi
secara oral atau digunakan artemeter 3,2 mg/kgbb dilanjutkan dengan 1,6
mg/kgbb.
- Pengobatan pada orang dewasa
- Kina merupakan obat terpilih untuk malaria berat (life saving, bekerja cepat) .
Cara pemberian
parental terutama bila telah timbul gejala koma, kejang, muntah dan diare.
a)
Infuse
: 500 – 1000 mg kina dihidroklorid / hidroklorid dalam 500 ml larutan garam
fisiologis dan glukosa atau plasma atau dekstran. Lama pemberian 1 -2 jam.
Dalam 24 jam pemberian dapat diulang sampai dicapai dosis maksimal kina 2000mg.
b)
Intravena
: kina 200 – 500 mg dalam 20 ml larutangaram fisiologis dan glukosa. Lama
pemberian tidak boleh lebih cepat dari
10 menit. Pemberian yang terlalu cepat dapat menimbulkan penurunan tekanan
darah yang mendadak dan aritmia jantung.
c)
Intramuskuler
(IM)
ü
Larutan
obat harus steril daan pH netral.
ü
Alat
suntik harus benar-benar steril
ü
Disuntik
di daerah gluteal, 6 – 7,5 cm dibawah pertengahan Krista iliaka.
ü
Jumlah
trombosit lebih dari 20000/mm3untuk menghindarkan terjadinya
hematoma.
ü
Dosis
perkali maksimal 1000mg dengan dosis total 2000mg /24 jam
ü
Bila
pasien dalam keadaan syok, pemberian kina im mungkin tidak dapat menolong,
karena adany gangguan absorpsi obat.
Catatan:
pada pasien yang berat, metabolisme kina menjadi lambat
karena adanya gangguan fungsi hati. Untuk menghindarkan keracunan. Kina
mula-mula diberikan 10mg/kg BB dengan interval optimum 12 jam, kemudian
dinaikan menjadi 20 -30 mg/kg BB bila perlu.
- Klorokuin : member hasil sebaik kina pada P. falciparum yang sensitive.
Cara pemberian:
a)
Intervena
: dosis perkali (dewasa) 200 – 300 mg basa dalam larutan 4-5%
b)
Infuse
: cara seperti kina, dan diberikan dalam tetesan lambat .
c)
Intramuskuler
: lebih disukai, karena tidak menyebabkan nekrosis, toleransi lebih baik, dan
onsetnya sama seperti pemberian intravena. Dosis setiap kali (dewasa) 300 – 400
mg basa ( 10 ml dalam larutan 5% ). Pemberian dapat diulang sampai maksimal 900
mg basa / 24 jam.
Catatan:
Pemberian secara parental harus segera diganti peroral
bila keadaan umum pasien telah lebih baik dan sudah dapat menelan obat.
Kasus
malaria terberat adalah malaria falsiparum fatal yang memperlihatkan
keterlibatan susunan saraf pusat.
Organ
yang terkena adalah:
1)
Otak
: timbul delirium, strupor, koma, kejang, dan tanda neurologis fokal.
2)
Saluran
gastrointentinal : muntah, diare hebat, perdarahan dan malabsorpsi
3)
Ginjal
: nekrosis tubular akut, hemoglubinuria, dan gagal ginjal akut.
4)
Hati
: timbul ikterus karena adanya gangguan hepar, billous remittent fever ditandai dengan muntah hijau empedu Karen
komlikasi hepar.
5)
Paru
: udema paru
6)
Lain
– lain : anemia, malaria hiperpireksia, hipoglikemia, demam kencing hitam (black water fever)
- Pengobatan pada anak-anak
Pada
dasarnya sama dengan pengobatan pada dewasa. Umumnya anak –anak lebih tahan
terhadap kina , tetapi pemberian im perlu dilakukan secara hati – hati.
Pada
pasien dalam keadaan kom a dan muntah hebat pengobatan enternal harus segera
diberikan, meskipun pemberian obat peroral jauh lebih aman bagi anak-anak. Obat
yang dapat diberikan adalah:
- Kina
Cara pemberian :
a.
Infuse
: 5 – 10 mg/kg BB dalam 20 -30 ml garam fisiologis. Diberikan selam 2-4 jam.
Bila perlu diulang setelah 6-12 jam sampai maksimal 20mg/kg BB /24 jam
b.
Intramuskuler
: syarat pemberian sama dengan pada dewasa. Dosis tunggal maksimal : 15 mg / kg
BB
- Klorokuin
Cara pemberian:
- Intravena: dosis pertama 5 mg / kg BB dalam larutan isotonus 20 ml, disuntikan selama 10 – 15 menit. Bila perlu dapat diulang setelah 6 – 8 jam. Suntikan sebaiknya diberikian separuh dosis dahalu dan sisanya diberikan selang 1- 2 jam kemudian.
- Infuse : 7mg basa / kg BB diberikan secara tetes secara terus menerus menerus dalam 24 jam.
- Inramuskuler : dosis pertama maksimal 5 mg basa / kg BB dengan dosis total tidak lebih dari 10 mg/ kg BB / 24 jam. Sebaiknya dosis suntikan dibagi dua masing-masing diberikan dengan perbedaan waktu 1 – 2jam. Tidak diberikan pada bayi dan anak kecil, karena dapat menimbulkan kejang-kejang epileptic yang fatal atau gangguan susunan saraf pusat yang menetap.
- Untuk menghindari muntah, klorokuin dapat dicampur dengan gula atau madu. Pasien perlu diamati selama 30 menit dan bila muntah pengobatan diulang kembali.
- Sulfadoksin/pirimetamin
Table dosis pemberian
fansidar
Golongan umur
(tahun)
|
Dosis intramuskuler
/ infuse tetes lambat (dalam ml)
|
0 - 4
|
0,5 – 1,5
|
5 - 8
|
1,5 - 2
|
9 - 14
|
2 - 3
|
- Pengobatan malaria untuk ibu hamil
Diberikan
selama kehamilan dan waktu nifas. Cara dan dosis pengobatan tergantung dari
tingkat endemisitas dan status resistensi parasit setempat.
Obat
–obat yang dipakai (kecuali fansidar) tidak mempunyai efek abortif maupun
tetragonik. Selain itu perlu diberikan
asam folat 5 mg atau vitamin B12 50g/ hari
Pemberian
preparat besi perlu dipikirkan. Transfuse darah pada anemia berat akan
menghindarkan wanita hamil dan kematian.
- PREFENTIF
Cara
terakhir untuk mengontrol malaria secara “mudah dan murah” adalah upaya
proteksi diri dan keluarga terhadap gigitan nyamuk malaria. Marilah kita secara
bersama-sama memperhatikan lingkungan sekitar kita.
Dapat
dilakukan dengan pembersihan sarang nyamuk ( PNS ), Bebaskan rumah dan tempat
tinggal kita dari genangan air atau tutuplah tempat-tempat penampungan air yang
bisa menjadi sarang nyamuk. Biasakanlah tidur dengan menggunakan kelambu atau
baju lengan panjang. Jangan biarkan terjadi kontak antara nyamuk dengan diri
Anda. Selanjutnya, jika Anda sakit, cepatlah mencari pengobatan sehingga Anda
tidak menjadi sumber penuluran bagi keluarga dan tetangga Anda. Yang paling
penting, minumlah obat sesuai dosis yang diberikan sampai habis. Jangan biarkan
malaria merongrong kehidupan kita terus. Mari berantas nyamuk untuk memberikan
masa depan yang lebih baik bagi generasi kita.
REFERENSI
Mansjoer,Arif. Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculaplus
__________. _____________. Malaria.http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=46.
Diakses tanggal 1 april 2010
____________._____________. Maalaria. http://id.wikipedia.org/wiki/Malaria.
Diakses tanggal 1 april 2010
Emil
Ml .____________.Malaria. http://kesehatanlingkungan.wordpress.com/penyakit-menular/malaria-pembunuh-terbesar-sepanjang-abad/.
Diakses tanggal 1 april 2010
_____________.2009.
SejarahMalaria.Mhttp://www.kapanlagi.com/h/0000168688_print.html.
Diakses tanggal 1 april 2010
Widodo.
________. Penyakit Malaria. http://www.magelangkab.go.id/index.
php?option=com_content &view=article&id=327%3Atak-ditemukan-lagi-kasus-malaria&catid=
206%3Aberita-kesehatan&Itemid=221. Diakses tanggal 1 april 2010
_________.
___________. Penyakit malaria. http://www.infopenyakit.com/2008/04/penyakit-malaria.html . Diakses tanggal 1 april 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar