FLU BABI
A. PENDAHULUAN
Flu babi
merupakan penyakit respirasi yang sangat menular pada babi yang disebabkan oleh
satu dari beberapa virus influenza A.
Flu babi
merupakan penyakit respirasi dari babi yang disebabkan oleh virus influenza
tipe A dan mempunyai dampak ekonomi luas pada industri babi di Amerika Serikat.
Wabah flu pada babi sering terjadi, khususnya selama musim dingin. Angka
kesakitan dari flu babi sangat tinggi. Manusia umumnya tidak dapat terkena flu
babi, namun infeksi pada manusia dapat terjadi. Umumnya, kasus flu babi pada
manusia terjadi pada seseorang yang hidup di sekitar babi, namun virus flu babi
dimungkinkan untuk menyebar dari manusia ke manusia.
Virus babi
influenza A pada manusia (H1N1) telah dilaporkan di seluruh dunia. Pada tahun
2009, kasus penyakit mirip influenza pertama kali dilaporkan di Meksiko pada 18
Maret; wabah ini dikonfirmasi sebagai virus babi influenza A. Penelitian
dilanjutkan untuk mengklarifikasi penyebaran dan tingkat keparahan dari flu
babi di Meksiko. Kasus klinis yang dicurigai dilaporkan di 19 dari 32 negara
bagian. Walaupun hanya 18 orang Meksiko yang telah dikonfirmasi secara
laboratorium sebagai influenzavirus A / H1N1 (12 diantaranya secara genetic identik
dengan influenzavirus A / H1N1 dari California), sekitar 1.600 kasus dan 103
kematian terkena flu babi di Meksiko. Kasus flu babi selanjutnya terjadi di
Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris (Skotlandia), dengan kecurigaan kasus di
Prancis, Israel, dan Brazil.
B. DEFINISI
Flubabi (swineinfluenza )
adalah influensa yang disebabkan oleh virus influensa type
"A" dengan sub tipe H1N1. Virus ini ditularkan melalui binatang,
terutama babi. Cara penularan flu babi melalui udara. Namun, virus dapat pula
ditularkan melalui kontak langsung dengan para penderitanya.
Flu babi (swine
flu) merupakan penyakit saluran pernafasan yang disebabkan oleh
virus influenza. Penyakit ini sebenarnya jamak menyerang ternak babi, namun
kini telah mengalami perubahan yang drastis dan mampu untuk menginfeksi
manusia. Gejala yang timbul pada manusia pun mirip dengan apa yang terjadi pada
babi.
Flu babi pertama kali diisolasi
dari seekor babi yang terinfeksi pada tahun 1930 di Amerika Serikat. Pada perkembangannya, penyakit ini dapat
berpindah ke manusia terutama menyerang
mereka yang kontak dekat dengan babi. Lama tidak terdengar lagi kabarnya ternyata virus ini mengalami serangkaian
mutasi sehingga muncul varian baru yang pertama kali menyerang manusia di Meksiko pada awal tahun 2009.
Varian baru ini dikenal dengan nama virus H1N1 yang
merupakan singkatan dari dua antigen utama virus yaitu hemagglutinin tipe 1 dan neuraminidase tipe 1.
C. PENYEBAB
Flu babi saat ini diketahui disebabkan oleh
beberapa subtipe influenzavirus A. Angka kesakitan cenderung tinggi dan angka
kematian rendah (1-4%). Virus ini menyebar pada babi melalui aerosol, kontak
langsung dan tidak langsung, dan babi karier asimptomatik. Wabah pada babi
terjadi setiap tahun, dengan peningkatan insidensi pada musim gugur dan musim
dingin di daerah bersuhu hangat. Beberapa
negara memberikan vaksin flu babi pada sekelompok babi secara teratur. Sebagian besar virus flu babi merupakan subtipe
H1N1, namun subtipe lain juga beredar pada babi (antara lain, H1N2, H3N1, H3N2,
dan H2N3).
Babi juga
dapat terinfeksi dengan virus flu burung (avian influenza) dan virus flu
musiman manusia, sama seperti halnya terinfeksi virus flu babi. Virus babi H3N2
diperkirakan awalnya ditularkan pada babi oleh manusia. Terkadang babi dapat
terinfeksi dengan lebih dari 1 jenis virus pada 1 waktu, yang menyebabkan gen
dari virus tersebut bercampur. Ini mengakibatkan sebuah virus influenza yang
mengandung gen dari sejumlah sumber, disebut virus “reassortant”. Walaupun
virus flu babi normalnya spesifik pada spesies tertentu dan hanya menginfeksi
babi, virus tersebut terkadang melewati “barrier spesies” menyebabkan penyakit
pada manusia.
D. GEJALA
Manifestasi flu
babi sama dengan influenza musiman. Pasien datang dengan gejala penyakit respirasi
akut, termasuk minimal 2 dari gejala berikut :
a. Demam,
dapat hingga menggigil
b. Batuk
c. Nyeri
tenggorokan
d. Sakit
kepala
e. Rasa lemas
dan letih
f. Diare dan
muntah (mungkin dapat terjadi)
Berdasarkan
Center for Disease Control and Prevention (CDC), gejala flu babi pada manusia
sama dengan influenza pada umumnya. Gejala meliputi demam, batuk, nyeri
tenggorokan, body aches, sakit kepala, menggigil dan lemas/letih. Beberapa
pasien juga dilaporkan memiliki gejala diare dan muntah.
Oleh karena
gejala-gejala ini tidak spesifik untuk flu babi, diagnosis banding dari
kemungkinan flu babi tidak hanya dari gejala namun juga kecenderungan tinggi
flu babi tersebut berdasarkan riwayat pasien saat ini. Misalnya, wabah flu babi
di Amerika Serikat pada 2009, CDC menyarankan pada para dokter untuk menganggap
infeksi flu babi sebagai diagnosis banding pasien dengan gejala pada respirasi
akut yang pernah kontak dengan seseorang yang menderita flu babi. Diagnosis
pasti flu babi memerlukan uji laboratorium melalui sampel dari respirasi (usap
hidung dan tenggorokan sederhana).
E. CARA MENDIAGNOSA FLU BABI
Diagnosa flu babi ditegakan berdasarkan gejala klinis
pasien dan riwayat kontak dengan mereka meraka yang memiliki gejala seperti
diatas. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan lendir atau dahak yang berasal dari
tenggorokan pasien. Pemeriksaan ini gunanya untuk membedakan apakah virus yang
menginfeksi penderita tersebut termasuk virus tipe A atau B. Bila ternyata
hasilnya adalah virus tipe B maka dapat dipastikan bahwa pasien tersebut bukan
terinfeksi flu babi. Namun bila ternyata hasilnya adalah virus tipe A maka ada
kemungkinan penderita tersebut menderita flu babi atau terinfeksi virus H1N1.
Sampel ini selanjutnya dikirim ke laboratorium yang lebih lengkap untuk memastikan
adanya antigen virus flu babi sehingga diagnosa flu babi dapat ditegakan dengan
pasti.
F. LAMA MASA PENULARAN VIRUS FLU BABI
Orang yang menderita flu babi
A (H1N1) menurut para ahli akan tetap menularkan penyakitnya sampai hari
ketujuh. Jika sampai hari ketujuh ternyata penyakitnya belum membaik maka
dianggap orang tersebut masih dapat menularkan penyakitnya sampai gejala flu benar benar
hilang. Anak anak khususnya balita memiliki potensi waktu penularan yang lebih
panjang.
Periode penularan penyakit
flu babi masih terggantung lagi pada jenis atau straindari virus H1N1.
Jika pasien di rawat di rumah maka dianjurkan untuk tidak keluar rumah dahulu
sampai penyakit yang diderita benar benar sembuh kecuali yang bersangkutan
segera ke dokter atau ke rumah sakit.
G. MASA INKUBASI
Masa inkubasi virus influenza ini
bervariasi antara 3-5 hari.
H. SUMBER DAN CARA
PENULARAN
Penularan flu babi (H1N1)
pada binatang ini terjadi secara cepat dengan resiko kematian tinggi. Penyebaran penyakit ini terjadi di antara populasi babi satu peternakan,
bahkan dapat menyebar ke peternakan daerah lain. Sedangkan penularan pada manusia dapat melalui
udara yang tercemar virus tersebut, baik berasal dari tinja atau unggas yang
terserang flu babi. Adapun orang yang mempunyai resiko besar terserang flu
babi (H1N1) adalah pekerja
peternakan, penjual daging babi, dan pengonsumsi daging babi.
Manusia terinfeksi virus H1N1
dari babi melalui kontak langsung atau via benda-benda yang terkontaminasi. Flu
babi menular dari manusia ke manusia, lalu bercampur dengan virus flu manusia
lewat udara (bersin, batuk).
Cara penularan utama virus-virus
influenza, termasuk flu babi, adalah dari manusia ke manusia melalui droplets,
batuk dan bersin. Bila pasien influenza batuk atau
bersin, maka partikel virus influenza A (H1N1) menyebar melalui udara ke mulut
dan saluran nafas orang-orang yang berada didekatnya. Atau bila kita menyentuh
partikel tersebut, baik yang di udara maupun di tempat yang ada partikel batuk
bersin, kemudian menyentuh mulut atau hidung, sebelum cuci tangan
I.VIRULENSI
Tingkat keganasan flu babi
atau swine flu sebenarnya
lebih rendah dari flu burung. Artinya, resiko kematian akibat flu burung
mencapai 80 persen sedangkan pada flu babi ‘hanya’ 15 persen. Namun, tingkat penyebaran flu babi
begitu cepat, tak sampai sepekan penyebaran flu babi sudah lintas negara dan
benua.
.
J. PENATALAKSANAAN
Uji
laboratorium telah menemukan bahwa virus babi influenza A (H1N1) rentan
terhadap obat antivirus oseltamivir dan zanamivir, dan CDC telah mengeluarkan petunjuk
untuk penggunaan dari obat ini untuk
mengobati dan menghambat infeksi virus flu babi.
Vaksin yang biasa digunakan untuk influenza pada
permulaan flu musiman tidak efektif untuk strain virus ini. Antivirus lain
(misal, amantadine, rimantadine) tidak direkomendasikan oleh karena saat ini
resistensi pada influenza lainnya telah terjadi pada beberapa tahun lalu.
1.
KURATIF
Terapi
suportif dasar (misal, terapi
cairan, analgesik, penekan batuk) perlu diberikan. Pengobatan antivirus secara empiris
perlu diperhatikan untuk kasus flu babi, baik yang sudah pasti, masih dalam
kemungkinan, ataupun kecurigaan terhadap kasus ini. Pengobatan pasien rawat
inap dan pasien dengan resiko tinggi untuk komplikasi influenza perlu sebagai
prioritas.
Penggunaan antivirus dalam 48 jam sejak onset
gejala sangat penting dalam hubungannya dengan efektivitas melawan virus
influenza. Pada penelitian mengenai flu musiman,
bukti akan manfaat pengobatan lebih baik jika pengobatan dimulai sebelum 48 jam
sejak onset penyakit. Walau begitu, beberapa penelitian mengenai pengobatan flu
mengindikasikan banyak manfaat, termasuk mengurangi kematian atau durasi rawat
inap, bahkan pada pasien yang mendapat pengobatan lebih dari 48 jam setelah
onset penyakit. Lama pengobatan yang direkomendasikan adalah selama 5 hari.
Oseltamivir (Tamiflu) dan Zanamivir (Relenza)
bekerja dengan menghambat neuraminidase, suatu glikoprotein pada permukaan
virus influenza yang merusak reseptor sel terinfeksi untuk hemagglutinin virus.
Dengan menghambat neuraminidase virus, pelepasan virus dari sel terinfeksi dan
penyebaran virus akan berkurang. Oseltamivir dan Zanamivir merupakan terapi
yang efektif untuk influenzavirus A atau B dan diminum dalam 48 jam sejak onset
gejala.
2.
PREVENTIF
Upaya pencegahan penularan dilakukan
dengan cara menghindari bahan yang terkontaminasi
tinja atau kontak langsung dengan babi atau unggas yang terinfeksi flu babi.
Beberapa tindakan pencegahan sebagai
berikut:
1. Setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran
pencernaan babi harus menggunakan pelindung (masker, kaos tangan, kaca mata
renang, dll).
2. Bahan yang berasal dari saluran cerna babi seperti kotoran harus diletakkan
dengan baik (ditanam/dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang
disekitarnya.
3. Alat-alat yang digunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan.
4.
Kandang
dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan.
5. Menyemprotkan cairan desinfektan pada kandang dan area peternakan.
6.
Melakukan
kebersihan lingkungan.
7. Melakukan dan menjaga kebersihan diri.
Namun setidaknya ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah
penyakit flu babi yang ditularkan dari
orang ke orang ini. Badan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memberikan beberapa tips.
·
Tutupi hidung dan mulut
Anda dengan tisu jika Anda batuk atau bersin. Kemudian buang tisu itu ke kotak
sampah.
·
Sering-seringlah
mencuci tangan Anda dengan air bersih dan sabun, terutama setelah Anda batuk
atau bersin. Pembersih tangan berbasis alkohol juga efektif digunakan.
·
Jangan
menyentuh mulut, hidung atau mulut Anda dengan tangan.
·
Hindari kontak atau
berdekatan dengan orang yang sakit flu. Sebab influenza umumnya menyebar lewat orang
ke orang melalui batuk atau bersin penderita.
·
Jika
Anda sakit flu, CDC menyarankan Anda untuk tidak masuk kerja atau sekolah dan
beristirahat di rumah.
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar